Kabupaten Tangerang, Warta Reformasi – Pengalaman pahit dialami seorang ibu berinisial LDA (44) warga asal Balaraja, Kabupaten Tangerang – Banten pada April tahun 2020 silam. bagaimana tidak, putri sulungnya berinisial LYP (25) harus kehilangan bayinya akibat diduga dipaksa melakukan aborsi oleh sang pacar yang ternyata berprofesi sebagai seorang dokter.
LDA dengan perasaan hancur menceritakan kisah pilu melihat psikologis yang dialami putrinya. “Mengetahui kejadian itu, saya langsung mencari tahu dimana alamat rumahnya, dan berhasil mengetahui keberadaannya di wilayah Cipondoh Kota Tangerang,” ungkapnya kepada sejumlah awak media saat ditemui di kediamannya, Jumat (29/1/2021).
Dijelaskan LDA, pacar dari putrinya itu berprofesi sebagai seorang dokter berinisial AD, dan masih aktif bekerja di salah satu rumah sakit (RS) di kota tangerang. “Dia seorang dokter masih aktif bekerja di rumah sakit di kota tangerang, saya sempat mendatangi rumah sakit itu. bahkan juga ke rumahnya dan bertemu orang tuanya untuk meminta pertanggungjawaban, namun tak ada ruang untuk itu,” ucap LDA dengan mata berkaca-kaca.
LDA menyayangkan sikap seorang dokter yang tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannya, bahkan keluarganya tidak merespon positif atas perbuatan salah satu anggota keluarganya. “Saya datang ke rumahnya minta tanggungjawab anaknya agar menikahi putri saya walau pun hanya sehari, namun tetap saja AD tidak mau, malah menantang saya terserah mau lapor kemana saja silahkan,” ungkapnya.
Atas kejadian ini, LDA melalui pengacaranya melaporkan seorang dokter berinisial AD yang merupakan kekasih putrinya itu ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kota Tangerang. “Saya sudah melaporkan dia ke IDI, saya harap ada keadilan, IDI memberikan sanksi kepada seorang dokter itu, yang diduga sudah melanggar etika sebagai seorang dokter dengan tega paksa anaknya melakukan aborsi,” ujarnya.
Sementara itu LYP (25) mengatakan, awal mula kenal dengan seorang dokter yang dia kira menjadi dambaan hati untuk selamanya itu, bermula dari jejaring sosial media pada 2017 yang lalu. “Awal kenalan dengan dia pada 2017 lalu lewat sosial media, namun mulai intens bertemu pada 2019,” ungkap LYP saat ditemani ibu tercinta.
Hubungan percintaan pasangan ini bak gayung bersambut, bujuk rayuan maut pun dari seseorang dokter sebagai senjata pamungkasnya diutarakan sehingga sang pacar tak berdaya dipangkunya. “Kejadian ini terjadi sekitar bulan April 2020 di kosan saya di Serpong Tangerang,” beber LYP.
Dituturkan LYP, bahwa dirinya dipaksa menggugurkan kandungannya yang sudah berusia 7 (Tujuh) Minggu oleh sang pacar. “Dia yang nyari obatnya, dia juga yang maksa masukin ke mulut saya, padahal saya ingin mempertahankan janin itu, namun tetap dia tidak mau, dan sampai saat ini saya ditinggalkan begitu saja bahkan nomor WhatsApp saya pun sudah di blokirnya,” jelasnya.
Hingga berita ini di terbitkan oknum dokter (AD) belum dapat dikonfirmasi.**@Romi/Tiem