Ilustrasi
SIMALUNGUN, Warta Reformasi- Salah seorang Warga Nagori Karang Anyer Kecamatan Gunung Maligas Lansia Sebut saja Juminem (75), ditinggal Wafat suaminya lebih kurang empat belas tahun yang lalu dengan kondisi fisik yang sakit-sakitan.Dengan mengharapkan Bantuan dari Pengkab Simalungun Melalui dinas Sosial, Senin (9/9/2019).
Warga, Huta II Nagori Karang Anyer Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun ini, Bartahun-tahun belakangan ini mengaku tidak pernah lagi mendapat bantuan dari pemerintah, baik itu bantuan kartu sehat maupun bantuan pemerintah seperti keluarga harapan (KPM PKH), lainnya yang diperuntukkan masyarakat miskin.
Kondisi ini, dirasakan ditahun-tahun belakangan ini saya alami, dan selama ini saya hanyamengandalkan belas kasihan anak-anak saya yang tingkat ekonominya dikatakan pas-pasan.
Saya dulunya terkadang menerima Raskin 4, 5 Kilogram dengan harga tebusan Rp 12.000 dirumahTohir (Gamot), dan saat ini tidak pernah menerimannya lagi,” paparnya.
Saat ini saya menumpang dirumah anak-anak, yang kondisi ekonominya juga digolongkan pas-pasan, dirinya menggantungkan diri dari pemberian anak-anak saya dan keluarga,”kata Juminem.
Dihadapan awak media ini, Senin (9/9/2019), sore sembari meneteskan air mata, ia mengatakan bahwa dulunya bersama suaminya pernah punya pekerjaan buruh bertani, namunsetelah suaminya meninggal dunia, dia pun berhenti jadi buruh tani karena tidak memiliki persawahan,” keluhnya.
“Untuk kebutuhan sehari-hari saja saya hanya mengharapkan pemberian dari anak-anam dan keluarga saja,” ungkapnya.
Dia juga mengaku bahwa selama ini dia sering sakit-sakitan, tetapi jarang memeriksakan kesehatanlantaran tidak punya biaya dan dia juga tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS),” ucap Juminem sembari menyeka tetesan air matanya.
“Ia sangat berharap pemerintah maupun mau memberikan bantuannya. baik itu bantuan modal untuk usaha agar saya bisa berjualan sebagai mata pencaharian, sebab desa Karang Anyer diketahuinya sudah melaksanakan PKH non tunai, menerimaberas dan telur,” harapnya
Sementara sejumlah masyarakat Desa Karang Anyer yang dijumpai, mengakui nenek Juminem tergolong orang tidak mampu dan seharusnya sudah lama diperhatikan dinas sosial (Dinsos), melaluiprogram PKH non tunai seperti beras dan telor.
Masyarakat selama ini mengaku tidak mengetahui ada warganya yang mengalami kondisi prihatin seperti itu, dan baru mengetahuinya dari wartawan.“Ini baru saya tau, ada tentang warga tersebut. Dan berharap akan diajukan permohonan bantuan kepemerintah melalui desa dan kecamatan untuk ibu tersebut, ucapnya.
Seharusnya Kementerian Sosial menerjunkan tim validasi untuk mendata ulang calon keluarga penerima manfaat program keluarga harapan (KPM PKH) di Kabupaten Simalungun terutama di desa Karang Anyer Kecamatan Gunung Maligas.
Kementrian Sosial diminta menyisir kembali warga tidak mampu/pra-sejahtera yang belummendapatkan bantuan PKH dari pemerintah. Data nama satu persatu kemudian alamat calon KPM PKHyang memenuhi kriteria yang ditentukan.“Terkadang banyak calon KPM dan PKH, tidak memenuhi kelayakan dan kepantasan,” jelasnya.
Menurut seorang warga masyarakat desa Karang Anyer, Mereka akan mendapatkan PKH Akses dan PKH Adaptif, jika data yang dikirimkan sesuai dengan kelayakan.Jika dalam validasi ditemukan ada unsur PKH maka mereka juga akan mendapatkan PKH.Unsur KPM PKH yang dimaksud adalah mereka mempunyai ibu hamil, anak usia dini, anak sekolah,penyandang disabilitas dan lansia,” tutur Sinaga.
Sementara itu, Camat Gunung Maligas Jurist Lushaben dan Kepala Desa Karang Anyer Safi’i belum dapat dikonfirmasi.Ketika disambangi dikediaman Safi’i seorang perempuan yang mengatakan istri kepala desa setempat mengatakan kepala desa tersebut tidak berada dirumahnya.“Bapak tidak dirumah, bapak diluar pak, katanya singkat kepada wartawan Senin (9/9/2019), di Nagori Karang Anyer.**@(SH)