Beranda Mau Tau Dosen Ekonomi Bisnis: Mari Kita Kawal Pelaksanaan UUD 45 Pasal 33

Dosen Ekonomi Bisnis: Mari Kita Kawal Pelaksanaan UUD 45 Pasal 33

582
0
BERBAGI

PALEMBANG, Warta Reformasi_ Dalam rangka, hari ini 17 Agustus 2018, rakyat Indonesia memperingati 73 Tahun kita mendaulat diri kita sudah merdeka. Euforia tiap tahun merebak keseluruh nusantara, seketika kita bangga memahami atribut Negara. Selamat Hari Kemerdekaan!!!

Dosen Ekonomi Bisnis dan Pengamat Ekonomi juga sebagai Jurnalis, Ridho Kurniansyah, S.E., M.M. Hari ini mengungkapkan. “Media takut habis segala artikel dan liputan berita. Di dunia nyata, kita bahkan tidak peduli orang-orang di sekeliling kita. Sang Saka Merah Putih diusung tinggi ke angkasa, para petinggi sudah berlaga didepan media massa. Tapi apa kita paham, apa itu arti kata Merdeka,” katanya kepada wartawan wartareformasi.com, (17/08/2018)

Lanjut Ridho, menuturkan. “Apa benar bangsa ini sudah benar-benar merdeka?… Apa bukti kita sudah merdeka?… Apakah merdeka adalah menang melawan penjajah seperti yang di tulis dibuku sejarah. Apa atau tanah kita tercipta dari para pendahulu kita, lalu sekarang apa yang kita lakukan untuk menghargai semua jasa-jasa mereka,” ujarnya dengan nada tanda tanya.

Sebagian besar generasi kita bahkan tidak tahu nama mereka, sambung Ridho. “Para Veteran tidak terurus, mereka terpaksa meminta- minta. Jas merah cuma status di sosial media. Kita tidak pernah bangga akan budaya kita punya sampai diambil oleh tetangga sebelah kita. Kita pemberani dan bahaya di dunia maya. Mengkritik lewat social media,” imbuhnya

Lebih lanjut menurut Ridho. Kenapa generasi kita begitu cemas jika mereka tidak memakai merk handphone yang sama. Kenapa kita membunuh saudara atas nama tuhan yang kita puja. Kenapa masih menguasai sumber alam kita?… Kenapa kita tidak bisa melakukan apa-apa?… Kalau kita memang merdeka, kenapa nasib petani belum juga sejahtera!!!… Kenapa kita bicara Papua baru setelah isu Tolikara. Kenapa kita bahkan tidak tahu ada gerakan bernama Flores Papua, itu terjadi didepan mata. Kita tidak melakukan apa-apa. Kenapa Korupsi dapat remisi, Narkotika dihukum mati. Kenapa kita selalu benci dengan sesuatu yang tidak kita pahami.

“Jika memang kita mengabdi Bhinneka Tunggal Ika, kenapa kita harus memaksakan semuanya menjadi satu warna, Kenapa?… Terlalu banyak pertanyaan, terlalu sedikit yang mencari jawaban. Para ahli agama mabuk dalam peran mereka sebagai Tuhan. Politisi menjadi Pecandu Narkoba bernama kekuasaan dan kita larut dalam omong kosong persatuan tapi menolak perbedaan,” tandasnya.

Kesimpulannya sepeti yang tertuang dalam pasal 33 UUD 1945. Apa benar kita sudah Merdeka?… Karena rasanya kita menjadi budak, budak kesombongan yang terlena oleh sejarah, dengan gerombolan kapitalis yang belum maksimalnya dalam pengawasan oleh pemirintah kita. “Orang yang kita lihat didalam kaca, jelas masih terjajah. Tidak ada siapapun yang bisa memerdekakan mereka, kecuali diri kita. MERDEKA!!!… 100% Mari kita kawal pelaksanaan UUD 45 pasal 33,” pungkasnya.**@AS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here