Beranda Bangka Belitung Nelayan Menolak Keberadaan Tambang Laut di Teluk Kelabat

Nelayan Menolak Keberadaan Tambang Laut di Teluk Kelabat

597
0
BERBAGI

Bangka Belitung, Warta Reformasi – Puluhan perwakilan nelayan dari beberapa desa (Desa Bakit, Rukam, Kapit, Bukit Tulang serta Belinyu) menggelar pertemuan di Desa Bakit terkait dengan keresahan para nelayan perihal keberadaan kapal hisap serta ponton TI apung di kawasan Teluk Kelabat, Jumat (26/6/2020) lalu.

Ketua Nelayan Desa Bakit, Saga Permana dan para nelayan lainnya merasa resah dan ditindas, karena tempat mereka mencari udang kelipan dimasuki kapal hisap dan ponton TI apung yang membuat hasil tangkapan kami para nelayan berkurang drastis karena udang kelipan memiliki sarang, apa bila lokasi tempat mereka bersarang sudah rusak maka udang kelipan otomatis akan hilang.

“Pada saat kapal hisap mulai beroperasional tanggal 5 Juni lalu, para nelayan Desa Bakit langsung mengadakan pertemuan pada malam harinya untuk membahas perihal keberadaan kapal hisap tersebut dan mendapat kesepakatan untuk menolak kapal hisap tersebut, hasil kesepakatan kami tersebut sudah pernah kami sampaikan ke pihak PT.Timah di Belinyu,” kata Saga Permana.

Salah satu warga Bakit, Badri mengatakan bahwa masyarakat warga Bakit dan beberapa juga nelayan dari tempat lainnya adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya dan mengandalkan hasil tangkapan dari laut terutama hasil laut dari Teluk Kelabat.

Ada 3 poin pencapaian yang mereka sepakati dari hasil pertemuan tersebut yaitu :

1. Nelayan Teluk Kelabat menolak tambang dalam bentuk apa pun.

2. Nelayan sepakat menjaga Teluk Kelabat agar terbebas dari segala bentuk tambang laut sesuai dengan RZWP3K.

3. Dengan adanya dampak dari pertambangan tersebut lingkungan Teluk Kelabat sudah dinyatakan rusak dan menurunnya hasil tangkapan nelayan.

Pada tanggal 1 Juli nanti, rencana hasil kesepakatan ini akan mereka sampaikan ke pihak DPRD Propinsi Bangka Belitung.**@(Rd”80)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here