Beranda Bangka Belitung Pemkot Pangkalpinang Raih Penghargaan MURI Atas Gerakan Nasional 10 Juta Bendera Merah...

Pemkot Pangkalpinang Raih Penghargaan MURI Atas Gerakan Nasional 10 Juta Bendera Merah Putih

256
0
BERBAGI

Kota Pangkalpinang, Wartareformasi.com – Pemerintah Kota Pangkalpinang menghadiri kegiatan Penyerahan Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) atas Gerakan Nasional Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih secara virtual di Smart Room Center Kantor Wali Kota Pangkalpinang.

“Kegiatan ini juga diikuti dengan penyerahan penghargaan bagi seluruh Kepala Daerah yang juga turut mendukung dan mensukseskan Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih yang diinisiasi oleh Kementerian dalam Negeri Republik Indonesia, Senin (5/9/2022).

Wali Kota Pangkalpinang, Maulan Aklil melalui Asisten Pemerintahan dan Kesra, Syahrial menyebut bangga dengan diraihnya rekor dunia MURI oleh Kemendagri.

Menurutnya ini adalah hal yang sangat luar biasa. “Selamat atas diraihnya penghargaan bagi seluruh kepala daerah khususnya Kota Pangkalpinang yang telah berkontribusi dan berpartisipasi dalam gerakan nasional ini dan selamat atas penghargaan yang didapat dan bagi daerah-daerah yang mendapat penghargaan atas partisipasinya. Kita juga akan menerima penghargaan tersebut namun mungkin masih dalam proses pengiriman dari kementerian,” ucapnya.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tito Karnavian menyebut momentum perayaan kemerdekaan lahirnya satu bangsa yang beragam pada tanggal 17 Agustus tidak boleh dilewatkan begitu saja. Untuk itu pihaknya bersama seluruh kepala daerah se-Indonesia yang memiliki pemikiran yang sama untuk menjaga empat pilar NKRI membuat geranakan nasional untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan kebangsaan, persatuan, dan kesatuan melalui pembagian bendera merah putih.

Tito mengungkapkan keharuannya sebab gerakan nasional ini disambut antusias dari berbagai pihak. Sehingga pembagian bendera sebagai simbol kebangsaan ini yang awalnya ditargetkan sejumlah 10 juta tembus hingga mencapai 12 juta,” jelasnya.

Dikatakannya, Dengan adanya ide pembagian itu tadinya saya pesimis dengan waktu yang pendek ini. Namun begitu bergerak saya kaget karena sambutan kepala daerah sangat antusias, dan semua bergerak di daerah masing-masing. Banyak spontanitas warga dan pihak swasta yang membantu sehingga gerakan ini menjadi lebih dari itu karena ada partisipasi non-pemerintah yang bergerak dan ini menunjukkan bahwa meraka peduli akan kebangsaan.

“Masyarakat harus berbangga sebab selama 77 tahun merdeka, Negara Indonesia masih tetap berdiri dan bersatu di tengah keberagaman dan perbedaan. Kita rentan terhadap konflik dan ini harus dimanage jangan sampai menghancurkan dan ini harus diredam dengan mengembangkan kepentingan bersama,” ungkapnya.

Melalui gerakan pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih, Tito berharap agar api kebersamaan sebagai negara yang unik dan beragam dapat terus bersatu dalam satu kesatuan NKRI. Dirinya berpendapat bahwa modal terpenting berdirinya sebuah negara bukanlah kekayaan alam dan penduduk besar, tapi utamanya ialah kebersamaan sebagai bangsa.

“Dengan rasa kebangsaan yang kita jaga ini, berbagai survei yang menilai bahwa Indoensia akan menjadi negara dengan ekonomi nomor empat terbesar dunia bukanlah suatu mimpi. Untuk bisa mencapai itu modalnya kita harus menjaga bangsa Indonesia tetap jadi satu persatuan terlepas dengan kebragaman yang ada. Keberagaman yang ada itu menjadi kekayaan bagi kita bukan jadi pemecah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum MURI, Jaya Suprana menyampaikan rasa bangganya kepada Menteri Dalam Negeri yang menginisiai gerakan nasionalis yang dinilainya sebagai program yang sangat luar biasa.

“Saya menghargai anda sebagai putra Indonesia yang terbaik. Pak Tito anda beruntung punya Dirjen (Direktorat Jendral) yang saya tidak pernah bermimpi kalau anda bisa melakukan itu dalam waktu yang singkat. Satu program yang bukan main-main,” jelasnya.

Lanjutnya, Apa yang dilakukan Kemendagri tersebut merupakan sebuah Mission Impossible atau misi yang mustahil dilakukan. Namun berkat semangat seluruh kepala daerah yang hebat dalam membantu mensukseskan gerakan ini, yang tidak mungkin dilakukan bisa menjadi mungkin jika dilakukan bersama.

“Bapak ini keterlaluan bikin saya pengen nangis. Ini yang dicalonkan 10 juta. Ini menyalahi anggaran, tapi yang terealisasi 12 juta melampui anggran. Tapi ini pelanggaran konstruktik dan positif. Maka dengan berat hati rekor ini dicalonkan sebagai rekor nasional, tapi melihat ini semua kami menolak sebagai rekor nasional tapi ini rekor dunia,”ungkapnya.**@(R”77/Znl)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here