Kabupaten Serang, Warta Reformasi – Kecelakaan kerja yang dialami oleh Zulpalar karyawan, PT. Advance Smelting Technology hingga korban meninggal dunia, diduga akibat masih minimnya peralatan dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan ini.
“Menurut Mardi rekan kerja korban (Zulpalar, red) karyawan PT. Advance Smelting Technology yang beralamat Jalan Raya Serang Kawasan Pancatama, meninggal dunia di rumah sakit Sari Asih, diduga akibat jatuh sedang memasang asbes bersama teman kerja di proyek perusahaan tersebut,” jelasnya, Senin (2/11/2020).
Manajer PT. Advance Smelting Technolgy, Asep Maulud Topik dan Kades Leuwilimus, Karmawan
“Mardi yang saat itu bersama korban melakukan pemasangan atap dengan matrial asbes atas intruksi Mr. Chen menjelaskan kejadian kepada awak media. “Saya ngenekin (Kenet bangunan -red) korban, saat itu mengerjakan pemasangan atap jenis asbes dengan tiang bambu, tiba-tiba si korban menginjak asbes hingga pecah dan terjatuh dengan posisi kepala menghantam lantai coran hingga mengeluarkan banyaknya darah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Leuwilimus, Karmawan mengimbau kepada perusahaan (PT. Advance Smelting Technology harus bertanggungjawab atas meninggalnya saudara Zulpalar. “Saya minta perusahaan untuk bertanggung jawab atas peristiwa ini,” pintanya.
“Untuk kedepannya tolong keselamatan kerjanya diutamakan. “Lengkapi peralatan yang dibutuhkan karyawan untuk keselamatan kerja, karena keselamatan lebih penting dari segalany,” ujar Kades.
Ditempat Terpisah manajer PT. Advance Smelting Tecnology, Asep Maulud Topik menjelaskan, meninggalnya karyawannya (Zulpalar,red) itu murni kecelakaan kerja, korban meninggal setelah sampai kerumah sakit. “Awalnya dibawa ke klinik Jati, namun klinik tidak sanggup karena peralatan tidak memadai. Kemudian dibawa ke rumah sakit Hermina dan disini sudah masuk ke ruang IGD, namun pada akhirnya ditolak dengan alasan kamar rawat penuh lalu kita bawa kerumah sakit Sari Asih, dan korban meninggal, Senin (2/11/2020) sekira pukul 12:35 WIB,” jelas Asep.
“Pada waktu korban di bawa ke IGD Hermina, korban ditolak dengan alasan kamar rawat lagi penuh. “Saya juga rada kaget, dalam kondisi korban seperti ini mereka tidak ditangani, minimal pertolongan pertama, saya juga sempat nanya minta disediakan Ambulance, tapi mereka bilang tidak ada,” papar Asep.
Terkait kecelakaan kerja itu, Asep Maulud Topik menjelaskan, kalau tentang K3, sudah ada diterapkan dan disiapkan Septy dan sabuk, dari awal berdiri sudah ada, hanya saja mungkin masih kurang memadai,” Akunya.
Menurut, Asep, terkait korban memakai perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja atau tidak, dirinya tidak mengetahui persis, saya sudah tidak melihat, mungkin sudah dicopot, tidak melihat kalau ada anak buah saya diatas sana, pada saat kejadian saya sedang berada agak jauh dari TKP, karena kalau memasukan korban kedalam mobil saya ikut dan terkait pekerjaan itu sebenarnya sudah diborongkan,” jelasnya.
“Diakuinya, Kalau untuk korban sendiri sudah menjadi karyawan tetap, dan untuk BPJS-nya lagi kita urus, karena perusahaan ini baru produksi bulan Juni kemaren, dan korbanpun baru lepas trening. tapi sudah statusnya karyawan tetap,” tutup Asep.**@Khondoy