Banten, Warta Reformasi – Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pusaka Sakti Bersatu (PSB), Kasno Gustoyo, AH., menduga ada Bakcing (jasa pengamanan) dibalik maraknya beberapa pangkalan yang nakal menjual tabung gas elpiji 3 kg bersubsidi diwilayah kecamatan Jayanti Kabupaten Tangerang masuk ke rayon Kabupaten Serang, diduga ada yang membackingi sehingga mobil Carry PickUp sangat berani melancarkan aksinya,” ungkapnya, Minggu (1/11/2020).
Hasil invetigasi LSM Pusaka Sakti Bersatu dilapangan dibailk lancarnya aksi parah pangkalan gas elpiji 3 kg bersubsidi melancarkan aksi nakalnya, diduga ada oknum yang membackinginya, sehingga penjualan tabung gas elpiji dari Jayanti Kabupaten Tangerang ke rayon Kabupaten Serang sepertinya tak menemui kendala,” Jelas Kasno.
Menurut Ketua DPP Lembaga Suadaya Masyarakat (LSM) Pusaka Sakti Bersatu (PSB), Kasno Gustoyo A.H. menduga beberapa pangkalan nakal yang dibackingi oleh oknum. “Kalau tidak ada yang mengendalikan, mana mungkin supir dari Kabupaten Serang berani melintas mengambil gas elpiji kewilayah di pangkalan Jayanti rayon Tangerang, kalau tidak ada kontribusi kepada oknum backing,” jelasnya.
“Kami selaku social control, jika peredaran dan jaringan tersebut masih terus berkelanjutan, akan melayangkan surat kepada intansi terkait dan kepada kepala daerah, supaya pangkalan nakal tersebut di cabut izinnya, karena dapat mengakibatkan langka dan mahalnya harga gas elpiji diwilayah ini,” tegasnya.
“bukan mobil pickup saja yang membeli tabung yang melanggar rayon. Ada beberapa kali ditemukan yang mengangkut tabung gas elpiji 3 kg bersubsidi menggunakan mobil pribadi,” ujarnya.
Sementara itu salah satu supir mobil Carry PickUp pengangkut gas elpiji yang enggan disebutkan namanya, diwawancarai awak media ini mengatakan bahwa dirinya (Supir,red) sudah membayar uang koordinasi permobil Rp. 200.000,- (Dua Ratus Ribu Rupiah) kepada seorang oknum, guna memperlancar aksinya. “pak saya sudah bayar uang kordinasi,” ujarnya.
Ditempat terpisah warga salah satu warga Jayanti, Deni Herawan, S.E., mengatakan, “Kami sering melihat mobil carry pickup dan mobil pribadi sering membeli gas melon dari pangkalan dan warung-warung dengan jumlah banyak. “Kalau kami tanya salah satu supir, bahwa dirinya membawa tabung memakai mobil carry pickup sebanyak 200 tabung,” ungkapnya.
Hasil investigasi LSM, Warga jayanti, dan Ormas dilapangan, bahwa memang benar ada supir yang memberi uang kordinasi sebesar Rp.200.000,- permobil, jika sehari ada 6 mobil, tinggal dikalikan saja, 6×200= Rp.1.200.000. “Jika dijumlahkan 1 bulan hasilnya sudah sebanyak Rp.33.600.000,- mantap bener uang kordinasi tersebut.**@Khondoy