Beranda Banten DPK Banten Kampanye Gemar Membaca di SMKN 8 Pandeglang

DPK Banten Kampanye Gemar Membaca di SMKN 8 Pandeglang

522
0
BERBAGI

Pandeglang, Warta Reformasi – Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan (DPK) Provinsi Banten melaksanakan kegiatan promosi gemar membaca di SMKN 8 Pandeglang. Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa SMA/SMK di Provinsi Banten ini diikuti kurang lebih 50 siswa, Rabu (29/1/2020).

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Banten M Ajak Moeslim,  sengaja mengadakan promosi gemar membaca di SMKN 8 Pandeglang yang terletak di Cikoneng, Kecamatan Mandalawangi-Pandeglang merupakan salah satu sekolah yang tengah berupaya untuk meningkatkan kualitas lulusannya agar bisa bersaing, baik itu dalam dunia kerja maupun level pendidikan berikutnya,” katanya.

Pada kesempatan ini, lanjutnya, DKP Provinsi Banten selain melaksanakan kegiatan diskusi dengan siswa (talkshow), juga melakukan kegiatan menonton film edukatif, pembinaan perpustakaan serta perpustakaan keliling. Pembinaan perpustakaan dilakukan dengan melakukan sharing informasi dengan pengelola perpustakaan sekolah serta instalasi sistem informasi perpustakaan (inlislite).

“Sementara diskusi bersama siswa berisi tentang pentingnya membaca bagi siswa, baik dalam mendukukung proses belajar yang tengah dilakukan maupun dalam upaya peningkatan kualitas dan kapasitas siswa untuk menghadapi masa depannya,”ujar Kepala DKP Banten M Ajak Moeslim.

Diskusi (talkshow) yang dipandu oleh pustakawan DPK Banten Chaerunisa dan Kasi Pembudayaan Kegemaran Membaca Evi Saefudin,  mencoba memotivasi agar siswa meningkatkan daya baca sebagai bekal dalam mengahadapi tantangan dimasa depan.

Menurut dari BKKBN, pada tahun 2020-2030 Indonesia akan mengalami apa yang disebut Bonus Demografi. Bonus Demografi adalah jumlah Usia Produktif (usia 15-64 Tahun) lebih besar jumlahnya dari usia non produktif (1-14 tahun dan 65 tahun keatas).

“Disebut Bonus demografi  jumlah penduduk yang produktif tidak sebanding dengan penduduk non produktif, artinya paramida terbalik. “bonus demografi dimana jumlah penduduk yang menanggung lebih kecil dari penduduk yang ditanggung, artinya kondisi ini diprediksi akan membuat ekonomi masyarakat semakin terpuruk,”jelas Evi Syaefudin.

Kondisi ideal bonus demografi, lanjut Evi, akan berjalan maksimal manakala masyarakat sudah siap menghadapi perubahan yang terjadi lingkungannya. Peningkatan kualitas dan kapasista untuk bersaing di dunia kerja. kondisi ini akan berubah menjadi bencana ketika usia produktif yang sedang tumbuh tidak siap menghadapi tantangan yang ada didepannya.

“Oleh karena itu, mempersiapkan sumberdaya manusia yang unggul menjadi keharusan untuk menghadapi situasi ini. Lembaga-lembaga pendidikan dituntut tidak hanya mampu melahirkan lulusan secara kuatitas, tetapi juga dituntut untuk melahirkan lulusan yang berkualitas dan memiliki daya saing,” paparnya

Pustakawan DPK Banten Evi Chaerunisa menambahkan, pada sisi inilah kemudian budaya baca masyarakat memiliki peranan penting, dalam hal ini membaca diartikan tidak saja membaca teks tetapi juga kemampuan membaca konteks. Dengan budaya baca yang tinggi, diharapkan mampu melahirkan sebuah genarasi pembelajar yang mampu menghadapi tantangan zaman.

Karena membaca tidak saja memperluas pengatahuan, tetapi juga akan melatih orang untuk bertindak kreatif karena pembaca yang baik akan memiliki alternatif-alternatif pilihan yang digunakan untuk mengmabil sebuah tindakan dan memecahkan persoalan.

“Seperti yang dikatakan oleh Carol S. Dweck dalam buku “mindset” proses mengembangkan diri lebih penting daripada sekedar bakat. “Artinya bahwa perluasan informasi yang dimiliki serta latihan secara kontinyu akan melahirkan generasi-generasi kreatif serta bakat besar akan sia-sia juka tidak ditunjang oleh proses. Kebiasaan membaca akan mampu mengubah bakat menjadi realitas yang bermanfaat,” tuturnya.**@Kamri/Burhan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here