Beranda Mau Tau Pembangunan Jalan Menuju Kampung Seberang Desa Tempirai Menuai Kritikan Pedas Warga

Pembangunan Jalan Menuju Kampung Seberang Desa Tempirai Menuai Kritikan Pedas Warga

2904
0
BERBAGI

PALI, Warta Reformasi- Proyek Pembangunan peningkatan jalan menuju kampung seberang Desa Tempirai kecamatan Penukal Utara kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumsel yang di kerjakan oleh PT RATRI SEMPANA, sumber anggarannya APBD Kabupaten PALI tahun 2019 dengan nilai kontrak Rp 2,969,117,000,- menuai kritikan pedas dari berbagai element Masyarakat.

Hal tersebut di ungkapkan oleh Supar Tono, selaku masyarakat setempat pada media ini dikediamannya, Sabtu (5/10/19),“ pembangunan jalan tersebut berdampak negatif terhadap perekonomian masyarakat seperti warga Desa Tempirai, Tempirai Utara, Tempirai Selatan, pers Tempirai Barat dan Tempirai Timur, Kenapa demikian Dikarenakan jembatan untuk menuju perkebunan yang biasa dilaluinya kini hancur bahkan nyaris putus, akibat dilalui oleh beberapa alat berat dan mobil Dump Truk pengangkut material diduga melebihi tonase selama proses pembangunan jalan tersebut,”Ujarnya.

Di tamabahkan Tono, jembatan lubuk padu yang biasa disebut warga sekitar sebelumnya bagus dan kokoh namun semenjak dilalui oleh alat berat dari pihak kontraktor kini jemabatan tersebut hancur, bahkan diduga bisa membahayakan keselamatan warga yang hendak melewatinya,”Cetus Tono.

Terpisah, Marson anggota LSM Generasi Muda Peduli Tanah Air (GEMPITA). Meminta kepada Pemkab PALI melalui Dinas pekerjaan umum untuk memanggil dan memberikan teguran pada pihak PT Ratri Sempana, untuk bertanggung jawab atas kerusakan jembatan Lubuk Padu yang rusak diduga akibat di laluinya alat berat dan mobil pengangkut material milik kontraktor tersebut,” Pinta Son.

Sedangkan ketua umum Perhimpunan Mahasiswa Pemuda PALI (PERMA PALI) Anton Afrison SH, Sangat menyayangkan cara kontraktor yang tidak memiliki inisiatif ataupun niat untuk memperbaiki jembatan rusak tersebut akibat alat berat mereka, sehingga kesannya tidak bertangung jawab,”Kata Anton.

“perlu di ketahui, bahwa jembatan tersebut merupakan urat nadi perekenomian masyarakat sedesa Tempirai Gaya lama, kenapa demikian karena 50 persen lebih warga melewati jembatan tersebut saat hendak melakukan rutinitas menyadap karet atau aktifitas lainya. Namun kini mereka merasa was-was dan takut sebab kondisi jembatan hampir ambruk,”Papar Anton.

Pada September 2019 lalu, saya sudah menyampaikan kondisi jembatan tersebut kepada kepala dinas pekerjaan umum melaui Via pesan WhatsApp dengan tujuan agar pada tahun 2020 mendatang untuk di anggarkan dan di bangun secara permanen serta meminta pada pihak dinas terkait agar PT. RATRI SEMPANA bertanggung jawab,” tutup Anton.

Sementara itu kepala Dinas PU dan pihak kontraktor belum bisa dihubunggi baik melalui Via telpon ataupun pesan singkat (SMS) sampai berita ini di terbitkan.**@(Red/TIM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here